![]() |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKZvSeRWmNepyf3vRasIIqp4d8oJkkztEoOEsfQTaokanPUqlwfzf_3AskGsb4LAiYFeGCfbkKJ7o3JuciZhqO8duKpmMLl3rUezKAIK_t8wyDvBlutZP2ElscJSWufLYOMUVfVsy_NhGx/s200/krt.jpg)
Keistimewaan
sebagai pusat budaya, Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki berbagai kekayaan budaya adiluhung bernilai seni tinggi. Salah satunya adalah Tari Klasik Gaya Yogyakarta-Mataraman yang sangat banyak macam dan jumlahnya. Tari klasik ini mulai ada saat keraton bediri dan masih tetap eksis hingga saat ini, serta diharapkan terus berkembang hingga seterusnya. Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki tarian pusaka yang bersifat sakral, yaitu Bedhaya, yang merupakan induk dari semua tari putri gaya Yogyakarta.
Tari klasik bukanlah semata-mata komposisi gerak tubuh yang disusun menjadi satu kesatuan tontonan yang utuh, namun dibalik itu tersimpan sebuah kisah atau makna filosofis yang tinggi untuk disampaikan sebagai sebuah pesan bagi kehidupan manusia.
Lokasi
Tari-tarian klasik gaya Yogyakarta-Mataraman ini, dapat Anda nikmati di Keraton Nyayogyakarta Hadiningrat dan di Pura Pakualaman pada setiap acara penobatan maupun pagelaran yang digelar oleh kedua keraton tersebut. Bagi Anda yang ingin melihat proses latihan para penari Tari Klasik ini, dapat mengunjungi Bangsal Pagelaran yang terletak di bagian utara keraton setiap hari Minggu pagi.Sementara itu, untuk lokasi Tari Klasik dari Keraton Pakualaman, bisa Anda nikmati di Pura Pakualaman yang berlokasi di Jl. Sultan Agung, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Akses
Lokasi Keraton Yogyakarta yang terletak di pusat Kota Yogyakarta menjadikan akses menuju ke keraton ini sangat mudah. Selain dapat menggunakan kendaraan pribadi, Keraton juga bisa diakses sebagian besar angkutan umum yang melintas di Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Pura Pakualaman dapat diakses dari Bandara Adisutjipto dengan menggunakan Bus
Trans-Jogja (trayek 1A atau 1B) melewati Jalan Kusumanegara dan Sultan Agung dengan membayar
ongkos sekitar Rp 3.000,00. Setelah sekitar 25 menit kemudian, wisatawan dapat turun di Halte Bus Trans-Jogja di depan Pura Pakualaman, kemudian jalan kaki sekitar 50 meter menuju Pura Pakualaman.Jika berangkat dari Terminal Giwangan, pewisata dapat menggunakan bus kota jalur 4 atau jalur 12 melewati Jalan Sultan Agung, kemudian turun di depan Pura Pakualaman dengan membayar ongkos sekitar Rp. 3.000,00 (Juli 2010).
Selain itu, jika berangkat dari Stasiun Lempuyangan, wisatawan dapat menggunakan becak atau
andong menuju Pura Pakualaman dengan membayar ongkos sekitar Rp. 15.000,00 atau bisa juga
menggunakan taksi dengan membayar ongkos kurang lebih Rp. 20.000,00. Sementara pewisata yang
berangkat dari Stasiun Tugu dapat menggunakan becak atau andong menuju ke Pura Pakualaman
dengan membayar ongkos kurang lebih Rp. 10.000,00.
Harga Tiket
Tiket masuk ke bagian depan Keraton, yaitu Pagelaran dan sekitarnya sebesar Rp. 5.000,00 sedangkan tiket masuk untuk bagian dalam Keraton melalui Keben sebesar Rp. 7.000,00.
Sementara itu, kunjungan Anda ke Pura Pakualaman tidak dikenai biaya sepeser pun. Istana kedua di Yogyakarta ini buka setiap hari pada pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB. Sedangkan untuk Museum Pakualaman buka pada hari-hari tertentu, yakni Minggu, Selasa, dan Kamis, pukul 09.00 sampai pukul
13.30 WIB.
Akomodasi dan Fasilitas
Tempat parkir kendaraan, terdapat di sekitar Pagelaran, sekitar Keben, dan Alun-alun Utara. Banyak terdapat kios penjual cinderamata di sekitar Keraton. Di dalam komplek Pura Pakualaman terdapat sebuah Masjid Besar Pakualaman yang dibangun pada masa pemerintahan Sri Paku Alam II. Selain itu,juga ada Stasiun Radio Star FM dan kantor-kantor un Klono Gagah Dasawasisa. Informasi selengkapnya klik "disini"
Tari Bedhaya Ketawang
Tari Bedhaya Ketawang
0 komentar:
Post a Comment